Lamborghini Logo Otomotif: Bikin AC Ramah Lingkungan

Bikin AC Ramah Lingkungan

Refigerant  R12 atau lebih dikenal dengan Chloro-Fluoro-Carbon  (CFC) memiliki sifat yang dapat merusak lapisan ozon di permukaan bumi. Dimana kerusakan ini menjadi penyebab terjadinya efek pemanasan global. Atas dasar itulah, mobil produksi 1993 ke atas cenderung tidak lagi menggunakan freon jenis tersebut. Sebagai gantinya adalah R134a atau Hidro-Fluoro-Carbon  (HFC).

Pemerintah pun telah melarang penggunaan gas ini dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perindustrian RI No.33/M-IND/PER/4/2007 mengenai larangan memproduksi bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi barang yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon serta Peraturan Menteri Perdagangan RI No.24/M-DAG/PER/6/2006 tentang ketentuan impor bahan perusak lapisan ozon.


Hal inilah yang membuat kami tergelitik terhadap mobil bekas yang masih menerapkan AC dengan menggunakan refrigerant  R12 seperti pada Toyota Great Corolla, Kijang Super, Honda Civic Genio dan mobil-mobil lainnya. Dimana permasalahan AC tentu telah menghinggapi dari mobil-mobil produksi 1990-an ini.


Meski begitu, peredaran refrigerant  R12 tetap hadir di pasaran. Gawatnya, kini cukup banyak praktik curang yang mengemas refrigerant  R12 dalam tabung R134a. Hal ini jelas akan membuat bingung konsumen bila bengkel tidak jujur dalam menjualnya. Perbedaann hanya terlihat pada desain katup pengisiannya, yang belum tentu dipahami oleh pemilik mobil. Apalagi harga yang ditawarkan pun cenderung sama dengan jenis R134a atau sekitar Rp 100-250 ribu untuk sekali pengisian.


Beda karakter
“Untuk mengubah sistem AC yang menggunakan freon jenis R12 menjadi R134a, Anda hanya perlu mengganti expansion valve,  slang, dan katupnya,” terang Ade Rahmat dari bengkel OSS di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.


Penggantian expansion valve  diperlukan karena ada perbedaan karakter kedua jenis gas ini terhadap kemampuan dalam menghadapi perubahan suhu dan tekanan. Dimana peran dari komponen ini adalah mengubah freon cair menjadi berbentuk gas.


“Lantaran mengubah expansion valve,  evaporator pun perlu diganti. Agar kedua komponen dapat terpasang tanpa perlu melakukan ubahan dengan cara memotong dan mengelasnya yang akan berdampak pada kemungkinan terjadinya kebocoran sistem,” terang Hasan dari bengkel spesialis AC Prima di bilangan Arteri Kedoya, Jakarta Barat.


Sedangkan penggantian slang, dibutuhkan karena perlu ada penyesuaian sambungan yang memiliki perbedaan bentuk di antara kedua sistem ini. Untuk itu, kedua ujung slang dapat disesuaikan agar dapat terpasang sempurna pada komponen yang melekat.


Pada ‘nepel’ atau katup pengisian untuk memasukan freon ke dalam sistem AC, tidak selalu perlu diubah. Sebab sudah banyak bengkel yang menyediakan adaptor agar freon tetap dapat masuk meski berbeda ‘nepel’.  Nah, Anda juga perlu menyesuaikan penggunaan oli yang lebih encer agar sesuai dengan refirgerant  R134a.


Biaya ubahan ini sangat tergantung dari jenis mobil. Seperti harga evaporator yang berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 1 jutaan, serta panjang pendeknya slang yang digunakan. Tapi bila evaporator dan expansion valve  perlu diganti karena mengalami kerusakan, tak ada salahnya untuk mengubahnya. Setidaknya, sistem ini membuat mobil Anda menjadi lebih ramah terhadap lingkungan.
Patut diketahui
• SPX Robinair Refrigerant Identifier merupakan alat yang bisa secara langsung membedakan jenis refrigerant  atau freon.
• Tekanan normal pada sistem AC di mobil ketika bekerja berada di angka 230 psi.
• Bila kaca pada tabung dryer  terlihat banyak gelembung udara, menandakan sistem AC kekurangan freon.
• Freon tidak akan berkurang bila tidak terjadi kebocoran pada sistem lantaran AC merupakan sistem kerja tertutup.
• Kondensor yang terdapat di depan radiator berperan sebagai pelepas panas pada sistem AC sehingga perlu dijaga kebersihannya agar AC dapat bekerja optimal.


0 komentar:

Posting Komentar